Semua pebisnis pasti ingin mendapatkan omzet yang besar dari penjualan produk di bisnisnya. Memahami pengertian omzet adalah hal penting bagi setiap bisnis agar tidak salah kaprah menganggap semua pemasukan sebagai keuntungan.
Apakah Anda tahu apa itu omzet atau omset, dan apa perbedaan omzet dengan laba/ profit?
Dalam dunia usaha, kedua istilah ini seringkali dikaitkan dengan tingkat keberhasilan penjualan atau pendapatan sebuah bisnis. Meskipun keduanya memiliki hubungan yang sangat dekat, namun pada dasarnya kedua istilah ini memiliki pengertian yang berbeda.
Di artikel ini, Saya akan membahas secara ringkas pengertian omzet, pengertian profit, perbedaan keduanya, dan cara menghitungnya.
Pengertian Omzet
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata omzet adalah bentuk baku dari omset. Meskipun ada sedikit perbedaan dalam penulisan, namun kedua kata tersebut memiliki pengertian yang sama.
Menurut KBBI arti omzet adalah jumlah uang hasil penjualan barang (dagangan) tertentu selama satu masa jual.
Menurut Amelia dan Daniel Benyamin De Poere dalam buku “Analisis Omset PPh dan Peredaran PPN Terhadap Ekualisasi Omset”, omset adalah penghasilan bruto yang diterima atau didapatkan dari kegiatan usaha namun belum dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.
Jadi secara umum, pengertian omzet adalah jumlah total uang yang diperoleh dari hasil penjualan suatu produk (barang atau jasa) dalam periode tertentu.
Uang tersebut masih berupa pendapatan kotor karena belum dikurangi harga pokok penjualan (HPP), pajak, dan biaya operasional (gaji pegawai, listrik, air, dan lain-lain).
Apa itu Profit/ Laba?
Laba adalah pendapatan bersih yang dihasilkan oleh sebuah bisnis dari penjualan produk (barang/ jasa) pada periode tertentu yang sudah dikurangi dengan harga pokok penjualan dan biaya operasional.
Profit merujuk pada nilai jual suatu produk setelah dikurangi biaya modal. Beberapa komponen biaya tersebut, seperti; biaya produksi, gaji pegawai, dan biaya pemasaran.
Jadi profit adalah pendapatan bersih setelah omzet dipotong biaya-biaya.
Cara Menghitung Omzet dan Laba
Agar lebih mudah memahami apa itu omzet, maka kita dapat mempelajari ilustrasi atau gambaran sederhana perhitungan keuangan suatu bisnis.
1. Cara Menghitung Omzet
Seperti yang disebutkan sebelumnya, omzet dapat diketahui dengan cara mengalikan harga barang dengan jumlah barang yang terjual. Mengacu pada pengertian omzet, berikut adalah rumus untuk menghitung omset;
Omzet = Harga Produk x Jumlah Produk
Berikut ini ilustrasi sederhana cara menghitung omzet.
Toko mainan Aly Toys menjual puluhan barang pada bulan Februari 2022. Penjelasan mengenai omzet dapat kita lihat dari tabel berikut ini:
No. | Barang Terjual | Jumlah Unit | Harga Satuan | Total |
1. | Balok Susun | 50 | Rp45.000 | Rp2.250.000 |
2. | Puzzle | 40 | Rp35.000 | Rp1.400.000 |
3. | Boneka | 150 | Rp150.000 | Rp22.500.000 |
Total Omzet | Rp26.150.000 |
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa total omzet atau pendapatan kotor toko mainan tersebut di bulan Februari 2022 adalah sebesar Rp26.150.000,-.
Omzet tersebut bukanlah keuntungan tetapi pendapatan sebelum dikurangi biaya-biaya.
2. Cara Menghitung Profit
Profit adalah pendapatan bersih setelah omzet dikurangi dengan biaya-biaya. Berikut ini rumus cara menghitung profit:
Laba = Total omzet – Total Modal Awal – Biaya Operasional
Pada tabel berikut dijelaskan modal awal dan biaya operasional Aly Toys;
No. | Produk | Unit | Harga Eceran | Total |
1. | Balok Susun | 50 | Rp35.000 | Rp1.750.000 |
2. | Puzzle | 40 | Rp25.000 | Rp1.000.000 |
3. | Boneka | 150 | Rp80.000 | Rp12.000.000 |
Total Modal Awal | Rp14.750.000 | |||
Biaya Operasional (gaji pegawai, pemasaran, dan listrik) | Rp3.000.000 |
Dari kedua tabel di atas kita dapat menghitung berapa laba bersih yang didapatkan oleh Aly Toys pada bulan Februari 2022.
Rp26.150.000 – Rp14.750.000 – Rp3.000.000 = Rp8.400.000
Jadi sebenarnya laba bersih Aly Toys bulan Februari 2022 adalah Rp8.400.000,-
Contoh Lain Cara Menghitung Omzet dan Laba
Bisnis minuman Kopi Kekinian pada bulan Februari 2022 berhasil menjual minuman sebanyak 5000 cup dengan harga jual Rp10.000,- per cup.
Maka omzet bisnis minuman tersebut adalah,
5000 x Rp10.000,- = Rp50.000.000,-
Namun, laba atau keuntungan bisnis tersebut harus dihitung kembali dengan memperhitungkan Harga Pokok Penjualan dan biaya-biaya.
No | Deskripsi | Dalam Rupiah (Rp) |
1 | Penjualan | 50.000.000,- |
2 | Retur penjualan | 0 |
3 | Penjualan Bersih | 50.000.000,- |
4 | Harga Pokok Penjualan (HPP) 5000 unit x Rp5000,- | (25.000.000,-) |
5 | Laba kotor | 25.000.000,- |
6 | Beban usaha (biaya gaji, listrik, dan lain-lain) | (6.000.000,-) |
7 | Laba sebelum pajak | 19.000.000 |
8 | Pajak | (250.000,-) |
Laba bersih (Profit) | 18.750.000,- |
Dari tabel di atas kita mengetahui bahwa bisnis minuman tersebut menghasilkan omzet sebesar Rp50.000.000,- pada bulan Februari 2022.
Namun, laba bersih yang didapatkan pada periode tersebut adalah sebesar Rp 18.750.000,-.
Baca juga: Pengertian Biaya
Omzet dan Laba Dari Sudut Pandang Bisnis
Setelah mengetahui apa itu omzet dan laba, mungkin akan timbul pertanyaan, “mana yang lebih penting, omset atau laba?”
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya kita mengetahui bahwa setiap jenis bisnis memiliki prioritas, tergantung tipe atau jenis usahanya.
1. Tipe Bisnis Berorientasi Omzet
Menghasilkan omset besar berarti penjualan besar sehingga perputaran barang cepat. Tipe bisnis yang wajib punya omset besar adalah bisnis yang produknya memiliki masa kadaluarsa cepat atau umurnya singkat.
Selain untuk menjaga kualitas barang tetap baik saat diterima konsumen, dengan perputaran barang yang cepat maka perusahaan dapat mengukur cashflow dan keuntungan dengan tepat.
Jika perputaran barang lambat maka perusahaan akan segera mengalami kerugian karena barang rusak dan tidak dapat dijual.
Biasanya tipe bisnis yang berorientasi pada omset juga berorientasi pada jangka panjang.
2. Tipe Bisnis Berorientasi Profit
Bisnis dengan produk pasar ritel biasanya berorientasi pada profit besar. Mereka memiliki produk yang tidak ada masa kadaluarsa atau masa kadaluarsanya cukup lama.
Sayangnya, tipe bisnis ini hanya berorientasi jangka pendek karena persaingan sangat ketat dan harus bekerja ekstra keras agar dapat memperoleh keuntungan yang besar.
Dari penjelasan tersebut, berikut ini adalah beberapa manfaat memahami omset dalam bisnis:
- Memberikan informasi mengenai masalah produksi ataupun kualitas produk yang dihasilkan.
- Membantu pengusaha untuk mengetahui besaran omset dan keuntungan sehingga dapat dibuat dalam laporan laba-rugi.
- Memberikan kesempatan pada pengusaha untuk berinvestasi pada bidang bisnis lainnya ketika mendapatkan keuntungan lebih banyak.
- Dengan mengetahui omset dan profit dalam bisnis, pengusaha dapat menyesuaikan pengeluaran lain saat omset rendah sehingga masih dapat menghasilkan keuntungan.
Dari penjelasan di atas dapat kita pahami bahwa omset dan laba dapat diperoleh dalam satu waktu.
Namun tidak menutup kemungkinan omset yang besar hanya menghasilkan laba yang kecil atau bahkan mengalami kerugian karena berbagai faktor, misalnya biaya yang terlalu besar.
Bagi sebagian pengusaha, menghasilkan omset besar tidak berarti ada keuntungan besar. Namun yang terpenting adalah bagaimana agar perputaran barang dapat berjalan dengan cepat dan tetap menghasilkan keuntungan.
Baca juga: Cara Menentukan Harga Jual Sebuah Produk
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa omset adalah pendapatan kotor suatu bisnis dari hasil penjualan barang atau jasa.
Sebuah bisnis bisa saja menghasilkan omzet yang besar. Namun omzet besar tidak berarti laba yang dihasilkan juga besar.
Omzet masih harus dikurangi dengan biaya-biaya dan pajak sehingga tidak dapat dianggap sebagai keuntungan.
Demikianlah penjelasan ringkas apa itu omzet, perbedaan omzet dengan laba, dan cara menghitungnya. Semoga artikel ini bermanfaat.
Dari dulu saya mikir kirain omzet itu adalah untung nya saja tanpa modal. Jadi kalau misalnya penjuslan hanya balik modal apakah itu masuk ke nama omzet jg.?