Tips Mencegah Kehilangan Data di Komputer Perusahaan karena Ulah Sang Mantan

Mantan yang dimaksud dalam artikel ini adalah mantan karyawan ya. Ada banyak kasus dimana seorang mantan pegawai mencuri atau menghilangkan data penting perusahaan dari komputer yang digunakannya. Alasan si mantan pun cukup beragam, mulai dari motif karena sakit hati, menjual data, kepentingan pribadi, dan lain sebagainya.

Semua perusahaan menerapkan kebijakan masing-masing dalam mencegah kejadian seperti ini. Namun, tidak cukup hanya kebijakan perusahaan untuk mencegah karyawan mengambil informasi penting dari perusahaan, mulai dari informasi pelanggan, daftar harga, marketing plan, data penjualan, keuangan perusahaan, dan lain-lain. Saat seorang pegawai diberhentikan atau resign dari perusahaan, selalu ada kemungkinan perusahaan akan kecolongan data-data penting tersebut.

Menurut sebuah survei Veriato belakangan ini, disebutkan bahwa ada sekitar 87% pegawai yang resign atau diberhentikan mengambil data yang mereka tangani. Data tersebut termasuk informasi rahasia, daftar harga, marketing plan, data penjualan, dan lain-lain. Dan ada 28% pegawai yang berhenti mengambil data yang dibuat oleh orang lain.

Perusahaan dalam hal ini mengalami kehilangan kekayaan intelektual yang dapat merugikan atau bahkan membuat perusahaan tersebut bangkrut. Lalu, apa langkah yang harus dilakukan perusahaan untuk mencegah pencurian data oleh mantan pegawai tersebut?

Dilansir dari berita yang dimuat ESET, berikut ini adalah tips encegah kehilangan data di komputer karena ulah mantan karyawan:

1. Tetapkan dan Tegakkan Kebijakan Perusahaan

Beberapa karyawan berbagi data perusahaan dengan pihak lain dari luar atau membawa data tersebut ke tempat kerjanya yang baru. Seringkali pencurian data tersebut berakibat buruk terhadap perusahaan lama tempat si mantan bekerja.

Perusahaan dapat melakukan pencegahaan dengan membuat kebijakan yang jelas dan mengikat, bahwa semua yang berhubungan dengan data perusahaan merupakan milik perusahaan. Peraturan dan konsekuensi pencurian data harus diketahui dan ditandangani oleh seluruh pegawai.

Pegawai juga harus mengetahui rincian data karyawan yang bisa dibawa saat mereka berhenti bekerja dan apa yang harus ditinggalkan. Konsekuensi terhadap pegawai yang sengaja mengambil data penting atau menghapusnya juga harus berat karena akan sangat berpengaruh pada perusahaan.

2. Pencegahan Kehilangan Data

Jika memungkinkan, perusahan harus menerapkan teknologi analisa perilaku pengguna dan entitas dengan algoritma machine learning yang canggih. Hal ini dapat membantu mengetahui perilaku para pegawai sehingga dapat mendeteksi perilaku anomali dan segera menyelidikinya.

Teknologi data loss prevention dapat mencegah kebocoran data dengan mempelajari rutinitas para pegawai selama bekerja. Ketika ada suatu perubahan pada pola kerja yang biasa dilakukan pegawai, maka perusahaan dapat mendeteksinya sedini mungkin.

Dengan teknologi data loss prevention, perusahaan dapat mempelajari kebiasaan pegawai dan mengetahui perilaku karyawan yang berbahaya bagi perusahaan. Salah satu contoh penerapan teknologi data loss prevention, aplikasi tersebut dapat mengetahui seorang karyawan mengirim email atau mentransfer data yang tidak biasanya dikirim, atau sedang mengunduh data ke perangkat eksternal, atau masuk ke server TI pada dini hari.

Teknologi ini juga memungkinkan perusahaan untuk keamanan digital, misalnya menentukan data mana yang bisa diakses atau tidak bisa diakses oleh karyawan/ divisi. Data mana yang boleh dikirim, termasuk menentukan perangkat penyimpanan yang bisa mengakses data perusahaan.

3. Membatasi Akses Data (Ekripsi dan 2FA)

Pastikan karyawan hanya bisa mengakses data yang dibutuhkan untuk pekerjaan mereka saja. Dengan begitu, maka pegawai tidak dapat mengakses data sensitif yang tidak boleh diketahui sembarang orang.

Selain itu, perusahaan juga dapat melarang pegawai untuk memasang hardware atau software untuk kegiatan penyimpanan data. Perusahaan dapat menerapkan firewall untuk memblokir situs jahat yang bisa digunakan untuk transfer data dan enkripsi data. Bila perlu, semua proses penyimpanan dan perpindahan data harus menggunakan otentikasi dua faktor.

Baca juga: Teknologi Enkripsi Bagi Keamanan Data

Kebocoran serta kehilangan data jadi begitu krusial dalam setahun terakhir. Menurut Technical Consultant PT Prosperita – ESET Indonesia, Yudhi Kukuh menyebutkan “Dengan kebijakan yang ketat, serta mengkomunikasikan kebijakan ini termasuk juga konsekwensi apa yang diberikan bila melanggarnya, dapat meminimalisir karyawan yang resign dari perusahaan hanya untuk mencuri data yang bukanlah punya mereka.

Ditambah lagi, adanya software yang bisa menganalisis aksi serta tingkah laku pegawai, mendeteksi adakah tingkah laku anomali yang menyebabkan ancaman aktual, mengutamakan tingkah laku mana yang paling mengakibatkan kerusakan perusahaan, serta merespons dengan tepat, pasti akan menolong bagi perusahaan dalam mencegah data berharga supaya tidak hilang ketika karyawan pergi. ”

Jonathan

Jonathan adalah content writer di Maxmanroe.com. Menyukai topik media sosial dan internet, memiliki prinsip bahwa kegagalan adalah keberhasilan yang belum saatnya.

Leave a Comment